Satu dua karyawan mulai keluar gudang. Sore itu, pukul 13.30 WIB, mobil pustaka Sampoerna sudah mulai nongkrong di halaman parkir Rungkut 2 Plant. Sebagian besar karyawan di sana tidak merasa heran dengan kehadiran mobil pustaka, karena 15 menit sebelumnya kedatangannya telah disiarkan lewat radio.
Petugas telah membuka mobil, buku sudah disajikan, kelengkapan administrasi layanan telah disiapkan. Hari itu, jum'at, 2 Oktober merupakan hari layanan perdana Mobil Pustaka di Rungkut 2 Plant. Sebelumnya telah dilakukan sosialisasi layanan melalui brosur yang dibagi kepada sebagian karyawan. Rencana awal layanan hari itu adalah menyebarkan kartu anggota gratis dan memperkenalkan koleksi mobil pustaka yang bisa dibaca dan dipinjam oleh karyawan.
Beberapa karyawan datang mendekat, melihat-lihat, bertanya, mendaftar dan memilih buku. Semenit kemudian, karyawan yang hampir semuanya perempuan menyerbu petugas. Petugas kelabakan melayani pertanyaan dan pendaftaran anggota. Merasa kewalahan, petugas meminta pengunjung untuk antri, berbaris satu-satu agar proses pencatatan anggota lebih tertib. Mereka harus menunjukkan ID card karyawan untuk mendapatkan satu kartu anggota. Setelah mendapat kartu, mereka berpindah ke petugas lainnya untuk melakukan proses peminjaman buku. Petugas yang melakukan pencatatan peminjaman buku juga tak kalah repotnya melayani karyawan yang berebut minta dilayani.
Kunjungan mobil hari itu menjaring 89 anggota baru, jumlah peminjam 80 orang dan jumlah buku yang dipinjam sebanyak 156 eksemplar buku. Karyawan yang datang belakangan merasa tertinggal karena pilihan buku semakin berkurang. "Mas bukunya tinggal bercocok tanam tomat, lha saya ga punya kebun, mau nanam tomat di mana?" celetuk salah seorang ibu. "Saya pinjem buku beternak itik, saya punya ternak itik di rumah, ya..itung-itung persiapan kl sudah tdk di Sampoerna.." cerita seorang karyawan pada petugas. "Mbak....waktu lalu saya iri, masa di Rungkut 1 ada perpustakaan di sini tidak, eh...sekarang ada mobil pustaka, jadi lega.." curhat salah satu pengunjung. Demikian percakapan pengunjung dan petugas di sela-sela layanan.
Hari itu karyawan-karyawan perempuan tersebut tampak sumringah. Ada yang meminjam buku berjudul "Cerita RANI karena anak perempuannya bernama RANI. Ada yang ingin meminjam buku 3 eksemplar, sehingga temannya menyeletuk, "Kapan olehmu moco, siji ae durung karuan entek." Seperti mendapat hujan di tengah hari, rasa haus karyawan perempuan ini semoga terus berlangsung. Layanan minggu depan akan dilengkapi dengan jumlah buku yang lebih banyak. Dan rasa lelah petugas cukup terbayar dengan antusiasme yang luar biasa dari pengunjung. (IR)
0 komentar